Meravi.id

bumdes

meravi

Koperasi

Koperasi Merah Putih

Sinkronisasi Koperasi, UMKM, dan BUM Desa: Fondasi Ekonomi Desa

22 May 2025

By: admin

sinkronisasi-koperasi-umkm-dan-bum-desa-fondasi-ekonomi-desa

Yogyakarta, 20 Mei 2025 Hari pertama Training of Trainers (TOT) Pendamping BUMDes dan Koperasi Merah Putih resmi dimulai di Gedung Meravi.id, Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi langkah awal menyatukan arah pembangunan ekonomi desa melalui sinergi antara koperasi, UMKM, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Program ini bertujuan mencetak pendamping desa yang paham tidak hanya soal teknis kelembagaan, namun juga visi bersama membangun ekosistem ekonomi lokal yang saling melengkapi. Sinkronisasi antara lembaga-lembaga desa menjadi kunci agar pembangunan tidak tumpang tindih atau jalan sendiri-sendiri.

Acara diawali dengan sambutan hangat dari Niza Wibyana Tito, M.Kom., M.M., M.Ak., CAAT, selaku Direktur Utama PT Syncore Indonesia. Dalam pidatonya, beliau menekankan bahwa ToT ini tidak hanya menjadi ruang belajar teknis, tetapi juga ruang penyatuan semangat untuk membangun desa dari dalam, melalui sinergi antar aktor lokal: Koperasi UMKM dan BUMDes.

Materi pertama disampaikan oleh Prof. Gunawan Sumodiningrat, yang mengangkat filosofi dasar kelembagaan ekonomi desa. Ia memperkenalkan konsep Ã¢â‚¬Å“One Village, One GoalÃ¢â‚¬Â, yakni menyatukan arah kerja berbagai lembaga demi mewujudkan kesejahteraan bersama.

Menurut Prof. Gunawan, koperasi adalah wadah gotong royong yang memperkuat daya anggota, sedangkan BUMDes adalah alat ekonomi desa untuk konsolidasi potensi. UMKM, di sisi lain, menjadi penggerak kegiatan ekonomi nyata. Ketiganya tidak boleh berjalan sendiri, tapi harus membentuk ekosistem yang harmonis..

Pada sesi kedua, Dr. Rudy Suryanto menyampaikan materi tentang lima pilar dalam penguatan ekosistem ekonomi desa: kelembagaan, bisnis, manajemen, akuntabilitas, serta inovasi dan keberlanjutan. Ia menekankan pentingnya kejelasan peran agar koperasi tidak mengambil fungsi BUMDes, begitu juga sebaliknya.

Dengan menyusun peran berdasarkan rantai nilai, semua lembaga akan mendapatkan ruang dan fungsi yang adil. Misalnya, koperasi berperan pada aspek permodalan dan logistik, BUMDes fokus pada pemasaran dan distribusi, sementara UMKM memproduksi barang atau jasa berbasis potensi lokal.

Setelah istirahat, dilaksanakan launching program Sinkronisasi Koperasi UMKM BUMDes Merah Putih. Program ini menjadi landasan agar tidak terjadi tumpang tindih peran antar kelembagaan desa, melainkan saling melengkapi sesuai fungsi dan mandat masing-masing.

Setelah sesi launching program sinkronisasi Koperasi-UMKM-BUMDes, kegiatan dilanjutkan dengan materi dari Havri Ahsanul Fuad mengenai metode pemetaan bentang. Metode ini membantu pendamping untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan desa secara partisipatif.

Melalui pendekatan ini, peserta menganalisis lima aspek: alam, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Mereka menyusun model bisnis menggunakan business model canvas yang disesuaikan dengan kondisi nyata desa masing-masing. Hasil pemetaan dijadikan dasar dalam perencanaan unit usaha koperasi maupun BUMDes.

Penutup Hari Pertama: Menyemai Kolaborasi dari Desa

Hari pertama ini ditutup dengan semangat kebersamaan yang kuat. Peserta tidak hanya menerima materi teoritis, tetapi juga diarahkan untuk menjadi pendamping yang adaptif, kolaboratif, dan solutif. Melalui pendekatan filosofis dan praktikal, hari pertama berhasil menyemai fondasi penting bagi pembangunan desa yang berorientasi pada kemandirian dan kesejahteraan warganya.

Membangun dari desa berarti mempersatukan potensi untuk satu tujuan: kesejahteraan bersama. Prof. Gunawan Sumodiningrat

Preview