Hari Mangrove Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 26 Juli, bukan sekadar seremoni tahunan. Ini adalah momen reflektif bagi seluruh elemen bangsa untuk menyadari peran penting ekosistem mangrove dalam menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir. Di tengah berbagai tantangan krisis iklim dan abrasi, muncul secercah harapan dari sebuah pulau kecil di ujung timur Madura Desa Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Dari Pinggir Pulau, Harapan Itu Tumbuh
Desa Pagerungan Besar, melalui semangat gotong royong anak mudanya, tengah menunjukkan bahwa aksi nyata pelestarian lingkungan bisa dimulai dari komunitas kecil. Sejak tahun 2023, kelompok pemuda desa ini bersama Kangean Energy Indonesia (KEI) dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, mulai melakukan penanaman ribuan bibit mangrove di sepanjang garis pantai desa mereka.
Kegiatan ini bukan hanya tentang menanam pohon, tetapi tentang merawat generasi pesisir, menghidupkan kembali benteng alami yang telah lama terlupakan, dan menciptakan nilai ekonomi baru yang ramah lingkungan.
Mangrove dan Masa Depan Desa Wisata Pagerungan Besar
Melalui pendampingan yang dilakukan oleh Syncore Indonesia dalam program Bumdes.id, Desa Pagerungan Besar telah menyusun Masterplan Desa Wisata yang mengintegrasikan konservasi lingkungan dengan pengembangan ekonomi masyarakat. Salah satu rencana strategisnya adalah menjadikan area mangrove sebagai destinasi ekowisata edukatif dan atraktif bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dengan model ini, desa tidak hanya menjaga alamnya, tetapi juga membuka peluang baru bagi pemuda desa untuk menjadi pemandu wisata, pengelola homestay, hingga wirausahawan lokal berbasis potensi alam.
Mengapa Mangrove Penting?
Ekosistem mangrove dikenal sebagai penyerap karbon yang sangat efektif, bahkan mampu menyerap 3-5 kali lebih banyak karbon dibanding hutan tropis daratan. Selain itu, mangrove melindungi pantai dari abrasi, menjadi tempat pemijahan ikan dan kepiting, serta mendukung ketahanan pangan masyarakat pesisir.
Melindungi mangrove berarti melindungi kehidupan, dan Desa Pagerungan Besar telah mengambil langkah pertama menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Dukungan dan Kolaborasi: Kunci Keberhasilan
Program penanaman mangrove ini tidak berdiri sendiri. Ia lahir dari kolaborasi antara perusahaan, pemerintah desa, pemuda, dan masyarakat umum. Kangean Energy Indonesia bersama SKK Migas menggandeng berbagai elemen masyarakat untuk menanam dan merawat bibit mangrove, yang menjadi awal dari gerakan pelestarian lingkungan berbasis komunitas.
Pendekatan kolaboratif ini menjadi role model bagi desa-desa pesisir lainnya dalam membangun desa wisata berbasis lingkungan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang.
Selamat Hari Mangrove Sedunia!
Mari kita jadikan Hari Mangrove Sedunia ini sebagai pengingat bahwa masa depan lingkungan kita tidak bisa ditunda lagi. Dari Desa Pagerungan Besar, kita belajar bahwa harapan itu masih tumbuh melalui akar-akar mangrove yang menancap kuat di tanah pesisir, dan melalui semangat masyarakat yang tak lelah merawatnya.
Syncore Indonesia, melalui inisiatif Bumdes.id dan Meravi.id, berkomitmen untuk terus mendampingi desa-desa dalam membangun ekosistem wisata dan ekonomi desa yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis pelestarian alam.