LEARNING.CO.ID dan MERAVI.ID SUKSES MENGGELAR WEBINAR NASIONAL DIGITALISASI BERTEMAKAN TRANSFORMASI DIGITAL SEBAGAI KUNCI ADAPTASI UMKM INDONESIA

Majunya teknologi melahirkan sebuah transformasi digital. Keadaan ini dapat menjadi sebuah keuntungan bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Maka dari itu, learning.co,id mengadakan WEBINAR NASIONAL DIGITALISASI – TRANSFORMASI DIGITAL SEBAGAI KUNCI ADAPTASI UMKM INDONESIA pada Sabtu, 30 Oktober 2021 pukul 09.00 sampai 12.00 WIB.

Learning.co.id menggelar webinar tersebut untuk memberikan pengetahuan sekaligus strategi bagi pelaku UMKM di Indonesia. Learning.co.id menghadirkan tiga pemateri yang sangat berpengalaman dalam bidang UMKM dan Digital Marketing.

Cahyo Priyatno, S.E, M.Acc, Ak ,CPMA, CIBA, C.M.A, CA selaku Konsultan Manajemen dan Bisnis UMKM. Pada webinar ini, Cahyo Priyatno menjelaskan tentang “Manajemen Bussines UMKM di Era Industri Digita dan Pasca Pandemi”.

Pemaparan Materi oleh Cahyo Priyatno, S.E, M.Acc, Ak ,CPMA, CIBA, C.M.A, CA

Penyampaian Materi oleh Cahyo Priyatno, S.E, M.Acc, Ak ,CPMA, CIBA, C.M.A, CA

Narasumber kedua yaitu, Dr. Ir. Suci Paramitasari Syahlani, MM., IPM selaku Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Suci Paramitasari menjelaskan tentang “Strategi Pemasaran dan Perilaku Konsumen di Era Industri Digital”. Hadir sebagai pemateri ketiga, yaitu Radius Arianto selaku Digital Marketing Lead of Gowork. Radius memaparkan tentang “Implementasi Digital Marketing Sebagai Pemasaran Produk UMKM”.

Pada topik pertama tentang “Manajemen Bussines UMKM di Era Industri Digita dan Pasca Pandemi”. Cahyo Priyatno menjabarkan tentang UMKM di era digital ini. UMKM harus memiliki leadership entrepreneur, skill manajemen, penggunaan teknologi, produk dan inovasi, pemasaran, modal dan pembukuan. Cahyo Priyatno memberikan peluang bisnis di era digital 4.0 ini. “Terdapat bisnis Fintech, cloud hosting, bisnis online & on demand service,” katanya.

Cahyo Priyatno juga menjelaskan pentingnya Business Model Canvas (BMC) untuk pelaku UMKM. “BMC digunakan untuk menjelaskan, memvisualisasikan, menilai dan mengubah suatu model bisnis agar menghasilkan kinerja yang optimal,” jelasnya.

Suci Paramitasari menjelaskan tentang kelebihan Digital Marketing. Transparansi terkait informasi produk UMKM akan menarik dan meningkatkan penjualan. Informasi produk juga dapat diperbarui dengan bantuan digital marketing. Selain itu, konsumen juga dapat membandingkan produk dengan kompetitor. Hal ini dapat membuat calon pembeli untuk memilih produk UMKM yang tersedia.

Paparan materi oleh Dr. Ir. Suci Paramitasari Syahlani, MM., IPM

Penyampaian Materi oleh Dr. Ir. Suci Paramitasari Syahlani, MM., IPM

“Digital marketing juga dapat dimanfaatkan untuk branding produk,” katanya. Suci Paramitasari juga menjelaskan bahwa keunggulan dari Digital Marketing adalah biayanya yang lebih rendah.

Suci Paramitasari juga membagikan pilihan media sosial bagi UMKM. “Pelaku UMKM memilih media sosial yang mudah digunakan, memberikan manfaat, populer dan dapat dipercaya.” pungkasnya.

Pemateri ketiga, yaitu Radius Arianto, yang merupakan Praktisi Digital Marketing, menjelaskan tentang Marketing Activity. “Tahapannya ada empat, yaitu mengenalkan, mengajarkan, mengarahkan dan menyakinkan,” kata Radius. Radius Arianto juga menjabarkan tentang aktivitas Digital Marketing. “Terdapat content marketing, social media marketing, search engine marketing dan database marketing,” jelasnya.

Penyampaian Materi oleh Radius Arianto

Penyampaian Materi oleh Radius Arianto

Webinar diakhiri dengan sesi sharing dan tanya jawab oleh peserta dan pemateri. Cahyo Priyatno memberikan pandangannya kepada peserta perihal pemasaran produk UMKM. “Kita harus sadar diri dan memastikan membangun produk UMKM dengan baik dan benar,” jelasnya. Cahyo juga menjelaskan, bisnis dan produk UMKM harus sudah matang sebelum membuat perusahaan tersebut berkembang menjadi lebih besar atau scale up.

Suci Paramitasari menjawab pertanyaan tentang bagaimana sebuah produk dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Pertanyaan tersebut didasari kenyataan bahwa saat ini terdapat banyak penipuan terkait dengan bisnis dan toko online.

“Kita harus jujur dengan product quality kita sendiri,” jawab Suci. Suci Paramitasari menekankan bahwa pelaku usaha juga dapat meminta ulasan terkait dengan produk yang sudah dibeli. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dijual. “Intinya harus jujur ketika menjual produk yang kita punya,” imbuhnya.

Radius Arianto juga menjawab pertanyaan terkait dengan konten yang efektif untuk mencapai semua kalangan. “Cara terbaik untuk membuat konten adalah memakai persona sesuai dengan audiens yang dituju,” kata Radian. Menurut Radian, setiap produk pasti mempunyai persona market. ­

Selain itu, Radius juga menjelaskan tentang viralitas konten. Menurutnya, ‘viral’ itu belum tentu baik untuk bisnis. “Viralnya sebuah konten hanya baik untuk brand awareness saja,” ucap Radius.

Radius juga menceritakan pengalamannya dalam membuktikan hipotesis tentang viralitas konten. “Saya menguji dengan metode A/B testing,” katanya. Radius mencoba hipotesis tersebut lewat platform Twitter. “Saya menguji dengan membuat 5 tweet, hanya satu yang viral,” jelas Radius. Dari pengalamannya, Radius menyimpulkan bahwa viral butuh momen, waktu, kesabaran dan terus mencoba dengan metode A/B testing.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hubungi Kami